Wednesday, November 8, 2017

BBM Teman Lama


aku percaya, Tuhan selalu punya cara untuk membahagiakan mahkluk-Nya

Akhir-akhir ini, aku sering uring-uringan sendiri. Kalau sudah pulang sore, kelelahan, lalu cuma istirahat sebentar, dan teringat ... masih harus mengerjakan tugas yang semakin ditunda semakin berkembang biak.

Tapi, jujur, kadang aku lebih memilih untuk buka laptop dulu ... nulis-nulis dulu, baca-baca dulu ... baru disentuh tugasnya. Jadi, sekali dikerjain, tugas-tugas itu belum tentu bisa full selesai.
Mungkin semangat belajarku turun? Tidak semenggebu-gebu ketika mau UN dulu. Atau mungkin, aku kelelahan sehingga kondisi tubuhku tidak mendukung untuk itu. Bisa juga, aku sedang tidak benar-benar ingin belajar—belajar mata pelajaran di sekolah, maksudnya. Or maybe, I need more than twenty four hours for one day ....

The important thing is, aku butuh sedikit waktu untuk berdiam diri, to have my own muse. Dan disaat seperti itu, aku biasanya merasa sedih, kecewa, takut, marah ... dan perasaan-perasaan yang butuh dilampiaskan—agar melegakan.

Aku juga masih belum mengerti kenapa perasaan unhappy itu hadir saat ada banyak masalah pula di kehidupanku. It just feels like, Oh God, I am enough for it. The thing that I will always remember is, ini bukan lagi tentang cerita anak SD/SMP yang menye-menye lalu aku bisa menangis sepuasnya. Everywhere, everytime.

Menangis. Yeah, BUT sometimes it’s better to cry an oceanto make you better.
Tidak. Tuhan memberi cara yang lain. BBM teman lama yang muncul di layar ponselku beberapa hari yang lalu, yang tiba-tiba menjadi pengingatku. Aku pikir aku sudah melupakan banyak hal, mungkin ini salah satunya.
**

“... aku kangen kegigihanmu, saranmu, kata-kata bijakmu, ....”

... unfortunately, finally I cried out.

Membaca sederet kalimat dalam satu paragraf yang terlihat panjang di ponsel itu pada akhirnya membuatku menangis. But not an ocean. Aku hanya terharu membacanya. You know, I’m not that good .... Aku adalah gudang dari ketidaksempurnaan.

Tapi setidaknya aku punya mimpi, salah satunya adalah; aku yang ingin menjadi perpaduan antara orang-orang hebat yang jadi inspirasi dalam hidupku. Dan aku sedikit lega bahwa sedikit banyak, mimpiku itu sudah hampir tercapai. Yang kulakukan dalam waktu sebentar di kehidupanku bisa memberi pengaruh yang baik bagi orang-orang sekitar, entah itu dalam skala kecil atau besar. Aku ingin tetap bersemangat dan menularkannya pada orang lain.

And that successly makes me remember about one thing,
“Be the person who you want to meet.”    

Waktu SMP, aku selalu berusaha untuk menjadi seseorang yang ingin aku temui. Waktu getol-getolnya berjuang untuk masuk SMA idaman (meskipun gagal lol). Dan temanku itu mengingatkanku akan masa-masa itu ... waktu aku bercerita (dengan semangat sekali—just like berapi-api) tentang figur-figur hebat yang ada di sekitar kita, mereka yang jadi inspirasiku untuk terus maju, dan perjuangan-perjuangan dibaliknya. Kadar semangatku cukup tinggi untuk melakukan hal-hal yang positif. It looks very different with now.

Ketika energiku terkuras di sekolah dan aku tidak sempat berpikir untuk menjalankan seperti yang di SMP dulu. Ketika aku sudah terlalu lelah, kecewa, dan sedih tentang SMA idaman yang tidak kesampaian .... (the worst thing). Ketika ... ketika ....

“... kangen cerita sama kamu, kangen disemangatin sama kamu, kangen motivasi-motivasimu ....”

And I can’t help myself not to cry again.
BBM dari teman lama itu seketika membuatku kembali bertekad,

“Tiap hari, aku harus selalu menjadi Alif yang seperti Mbak A, Mas B, si C, si D ... dan si-mas-mbak yang lain, meski Alif bukan adik kelas atau teman seangkatan mereka. Alif harus jadi seseorang yang ingin Alif temui—mereka yang menginspirasi dengan semangat dan motivasi.”

**
Terima kasih teman lama, telah membuatku tersadar akan hal besar yang sering terabaikan dalam pikiranku. Ketika otakku hanya berputar pada lomba-prestasi-pertemanan-dan-cowok-ganteng, kamu tiba-tiba hadir dengan suntikan semangat dan harapan-harapan baru. Mengingatkanku pada sebuah kutipan ;

“You learn something everyday, if you pay attention.”

Aku sekarang bisa lebih memaknai quote terkenal itu. Mungkin sebuah BBM dari teman SMP yang hanya satu paragraf itu tidak ada apa-apanya di mata orang lain. Tapi tidak, tidak “hanya” satu paragraf. Itu kalimat-kalimat penggugah yang justru balik memotivasi dan menginspirasiku. Untuk tetap menjadi alif yang ‘katanya’ gigih dan pekerja keras.
**

Hari ini aku belajar bahwa semua orang butuh didengar. Bukan karena ingin eksistensi atau pengakuan, tapi mereka ingin dihargai. Semua orang akan bahagia, ketika ada seseorang di masa lalu yang tiba-tiba bercerita panjang lebar—mengingatkan—tentang apa yang sudah kita katakan dulu.
Ah ya, seseorang di masa lalu itu ternyata memang pendengar yang baik, mencerna tiap kata yang dianggap banyak orang hanya angin belaka menjadi hal yang luar biasa. Luar biasa berpengaruh bagi fase kehidupan. Bisa jadi, kalimat-kalimat itu menggugah dan mengubah.

Hari ini aku belajar bahwa saling memotivasi dan menginspirasi tidak butuh koar-koar / berheboh-heboh. Tiap orang punya caranya sendiri, dan meskipun hanya satu yang terlihat aktif, namun sebenarnya mereka mutualisme. Mereka mendapat timbal balik.

Hari ini aku belajar bahwa semangat itu memang bisa dibagi. Semangat yang kecil akan menjadi besar waktu demi waktu. Nikmati saja prosesnya sambil terus berubah untuk menjadi lebih baik.
Dan aku, akan terus memperhatikan segala sesuatu yang terjadi dalam waktu 24 jam perhariku (yang tidak bisa ditambah), untuk terus belajar tentang arti-arti kehidupan yang tersirat, yang sebenarnya.


Nb : kangensmp
Nbb : tulisan tahun 2016 akhir, when i still tried so hard to blend with my new society, adapt with so much things



Sunday, August 13, 2017

Yang hendak dikatakan

Nggak usah basa-basi, intinya aku kangen kalian.




Kangen ngeblog yang beneran ngeblog.
Kangen berjam-jam di depan laptop ngutak-atik kode html/css yang kadang bikin pusing ... sementara, sekarang templatenya update lagi dan belum sempat mempelajari seluk-beluknya.
Kangen bikin artikel yang mungkin unfaeda—full curhat, tapi dengan menulisnya aku bisa merasa lega.

Kangen main Photoshop dan Photoscape, bahkan Pixlr O-matic online karena waktu itu buta banget 
soal aplikasi editor.

Kangen nyari font-font yang hits, vector tumblr transparent, background lucu, dan element-element yang menuhin folder template di laptopku.

Kangen blogwalking ke blog temen-temen, blog yang random aku temukan di chatbox orang-orang, atau blog mereka yang tiba-tiba ngomen atau nyapa di chatbox... sementara itu, sekarang widget chatbox-ku udah nggak ada.

Kangen komentar-komentar kalian. Dulu yang tiap post bisa 10 lebih, dan bahkan 20 (?), aku seneng banget baca-bacanya. Meskipun cuma satu kalimat sederhana, but it means so much to me. Bikin aku semangat untuk produktif.
Ya, aku kangen produktif. Ada project-project yang harus diselesaikan. Ada deadline. Ada sesuatu yang bikin aku bergerak. Ada sesuatu yang hidup.

Dulu aku sempat hiatus alias berhenti ngeblog beberapa bulan ... atau bahkan hampir setahun? Karena banyak yang bilang blogku itu unfaeda. “Walah, jebul isinya curhat.” Setelah dipikir-pikir, bener juga ya. Artikelku nggak memadai kalian yang sedang cari jawaban untuk pelajaran, artikelku nggak ngasih info-info terbaru atau yang sedang hits, dan benefit lain yang nyata.
Tapi dari situ, aku jadi teringat tujuan awalku bikin eunoia drops ini, yaitu berbagi cerita. Berharap readers-ku bisa mengambil hikmah dan kebaikan-kebaikan kecil yang ada dalam ceritaku. Ya kalau blogku ada readers-nya juga sih ....
Lalu, akhir-akhir ini entah kenapa aku seperti diarahkan untuk blogwalking ke blog anak-anak SMA sebelah. Blog yang mempertemukanku dengan orang-orang baru yang hebat. Meskipun nggak pernah kenal mereka secara langsung, namun dengan membaca tulisannya, aku jadi ngerasa udah deket sama mereka.

Postingan mereka itu sebelas dua belas sama postinganku. Kadang ngepost tentang event sekolah, suka duka jadi anak SMA, tapi lebih sering curhat. Kayak aku banget gitu, loh. Mereka dengan leluasa curhat tentang doi, teman, dan segala masa SMA yang sayang untuk dilewatkan begitu saja.

Aku juga teringat sama suatu postingan di tumblr entah punya siapa, yang pada intinya “Menulislah. Entah ada yang baca atau nggak, menulislah untuk dirimu, untuk memenuhi kebutuhanmu. Berkarya itu bukan tentang eksistensi, karena kalau berkarya biar kamu bisa terkenal itu susah. Berkaryalah karena kamu bahagia melakukannya.”

Yah, jadi sok bijak gini kan. Pada intinya, setelah mendapat ‘pencerahan-pencerahan’ tersebut, aku jadi semangat lagi buat ngeblog. Sebenarnya kalau cuma nulis sih, setiap hari juga nulis meskipun cuma dua-tiga paragraf. Tapi nggak pernah spesifik untuk blog.

Dari kritik dan saran dari teman-temanku juga, aku jadi termotivasi untuk membuat postingan yang lebih bermutu—walaupun aku nggak begitu paham standar mutu untuk mereka itu bagaimana, karena bakalan aneh banget kalau blog yang cuma jadi tempat sampah ini tiba-tiba ngeshare tentang pelajaran di sekolah ... kelihatan sangat memaksa, banget.


Last not least, terima kasih buat kalian yang secara langsung dan tidak langsung membawa perubahan yang positif buat aku. Memacu semangatku untuk ngeblog lagi, kayak gini! Semoga rinduku tidak berbuah lara, ya. ][